Rabu, 01 Oktober 2014

Contoh sebuah Drama





                
Disini saya akan memberikan sebuah contoh drama yang agak banyak humornya :D yang berjudul Penculikan!! Semoga kalian senang membacanya !!

Penculikan

Di sebuah rumah mewah dengan perabotan yang mahal, tampak dari ruang keluarga seorang paman yang tengah memasak di dapur. Tiba – tiba telepon berdering (kring…kring…). Dia langsung bergegas ke ruang tengah untuk mengangkat telepon sambil memegang ulekan di tangannya.

Paman    : (Mengangkat telepon) Halo…

Penculik  : Apa benar ini kediaman Ayah Kiki?

Paman     : Ya, benar. Ini siapa ya?

Penculik  : Saya penculik.

Paman      : Oh…tunggu sebentar ya! Pak ada telepon dari penculik! Eh…tunggu idulu, yang nelpon tadi…penculik…??? (Pingsan seketika)

Ayah Kiki : (Datang menghampiri paman) Ada apa sih paman’? Ya ampun paman’! Kok   itidur disini sih?! (Sambil menutup gagang telepon)
(Tiba – tiba telepon berdering (kring…kring…). Ayah Kiki langsung duduk dan mengangkat ulekan. Ia mengira ulekan itu adalah telepon)

Ayah Kiki : (Mengangkat ulekan) Halo…halo…Aduh maaf ya, suaranya kurang ijelas nih…(Melihat ulekan yang dipegangnya) Oh iya salah…  i(Kemudian mengangkat gagang telepon) Halo…

Penculik  : Ini dengan Ayah kiki?

Ayah Kiki : Ya dengan saya sendiri. Ini siapa ya?

Penculik  : Saya penculik!

Ayah Kiki : Pe…pe…penculik?!

Penculik : Ya, saya sudah berhasil menculik anak Bapak. Kalau ingin anak Bapak kembali, Bapak harus membayar uang tebusan sebesar Rp 1 Milyar!
Ayah Kiki : Apa! 1 Milyar?!

Penculik : Ya! Dan ingat, jangan laporkan hal ini pada polisi!

Ayah Kiki : I…iya…ya…ya…Dimana saya memberikan uang tebusan itu

Penculik i: Di rumah kosong, Gg. Sukabangkrut. Saya tunggu sampai jam 03.00 sore. (Menutup telepon)

Paman    :i(Tiba – tiba siuman) Laporin aja ke polisi pak! 1 Milyar itu kan banyak pak!

Ayah Kiki : Lho? Kok kamu dengar sih? Kamu tidur atau nguping?

Paman   : Mmm…dua – duanya Pak…(Sambil menggaruk kepala) Tapi, pokok – nya laporin aja deh Pak!

Ayah Kiki : Mmm…gimana ya? Ya udah deh…(Menelepon polisi) Halo, ini Kantor Polisi? (Terdiam sejenak)Tolong saya pak! Anak saya diculik. (Terdiam sejenak) Saya Ayahnya Kiki. Rumah saya di Jl. Sukasepi no. 4. Ya,

Polisi 1 :Terima  kasih ya Pak, Kasus ini akan kami tindak lanjuti (Menutup telepon)
(Beberapa saat kemudian, Ayah Kiki sudah berada di depan rumah kosong yang dimaksud si penculik, bersama 2 orang polisi)

Polisi 1  : Bapak masuk dulu, kami akan mengawasi dari sini.

Polisi 2  : Ya. Kami akan mengintai dari sini. Jadi Bapak nggak perlu khawatir.

Polisi 1  : iya Pak,gak usah takut ke dalam rumah kosong itu kan disini ada polisi

Ayah Kiki : Iya…iya…( Masuk ke dalam rumah kosong itu).

(Kemudian si penculik itu keluar sambil membawa anak yang diculiknya)
Penculik : Anda Bapaknya Kiki?

Ayah Kiki : Iya benar, saya Bapaknya Kiki

Penculik  : Anda membawa uang tebusannya?

Ayah Kiki : Ya, saya membawanya. Kembalikan anak saya!

Penculik  : Enak aja! Duitnya dulu dong! Baru anaknya saya kembalikan.

Ayah Kiki  : Nih! (Menyerahkan kantong plastik yang dibawanya pada penculik)

Penculik  : Ini isinya duit?!

Ayah Kiki : Ya iyalah…dah tau nanya!

Penculik : Nggak bermodal banget sih! Pake koper kek! Mana isinya duit receh lagi! (Sambil menggoyang – goyangkan kantong plastik itu).

Ayah Kiki : Eh! Emang beli koper nggak pake’ duit apa?! Lagian kan yang penting isinya duit!

Penculik  : Huh, ya udah deh nggak apa – apa. (Membuka kantong plastik itu) Hmm…niat banget nih bapak ngasih gue duit…(Bicara dalam hati).

Ayah Kiki : Ya iyalah…secara gitu loh…orang kaya…(Bicara dalam hati).

Penculik : Nih! Anak bapak saya kembalikan! (Sambil Mendorong Kiki Ke  Bapaknya).

Kiki       : Ayah! Aku takut sama orang itu (Sambil memeluk Ayahnya).

Ayah Kiki : Ya ampun Kiki! Ayah khawatir banget sama kamu sayang! Eh, ini dibuka dulu ya. (Sambil membuka plastik yang menutupi kepala Kiki) Ha…! Lho kok…anak saya jadi jelek kayak gini sih, ini bukan anak saya!

Penculik : Lho?! Jadi ini bukan anak Bapak ?

Ayah Kiki : Ya…kayaknya sih dia emang anak saya, tapi dulu dia itu Cakep. Nggak kayak gini! Ya udah deh, dia saya ikhlasin aja buat kamu! (Sambil mendorong Kiki ke arah penculik).

Penculik : Ogah ah! Anggap saja anak ini adalah kenang –kenangan dari Kami untuk bapak dan uang ini sebagai kenang-kenangan dari Bapak untuk kami. (Sambil mendorong Kiki ke arah Ayahnya Kiki)

(Tiba – tiba saja polisi muncul dengan mendobrak pintu)
Polisi 1   : Angkat tangan! (Sambil menodongkan pistol ).ke arah penculik

Polisi 2 :  Angkat tangan!

Penculik: Iya, dari tadi juga saya sudah angkat tangan kok!

Polisi 2   : Kalian berDua ditangkap!

Ayah Kiki  : Lho! Kok saya juga ditangkap sih?! Kan yang nyulik anak saya itu dia!
(Sambil menunjuk si penculik) Saya ini kan Ayahnya! (Sambil menunjuk Kiki)

Polisi 1  : Dia ditangkap karena menculik anak Bapak dan Bapak ditangkap karena menolak anak Bapak sendiri.

Ayah Kiki  : Apa?! Tapi kan…

Polisi 1  : Sudah! Menjelaskannya nanti saja di Kantor Polisi!

Akhirnya polisi membawa Ayah Kiki dan si penculik ke Kantor Polisi. Sementara itu, Kiki dipulangkan ke rumahnya.

                                                                    Pesan moral dari cerita ini adalah: Jangan pernah menyia – nyiakan sesuatu atau orang yang selama ini kita miliki.

Posting Lebih Baru Beranda

1 komentar:

Where to Bet on Horse Racing Online in USA
We are the first place 축구 토토 in the 벳365 world to provide Horse Racing Online 벳 365 가상 축구 주소 in 배당흐름 USA, and are looking to take advantage of their excellent bet365 코리아 bonus offers. We are

Posting Komentar